Pernahkah anda mengeluhkan ketidakmampuan anda wahai kawan-kawin dan teman-teminku? merasakan keminderan dan pesimis atas apa yang akan anda hadapi semisal. pasti pernah saya yakin 99,99 % (dalam matematian dibulatkan menjadi 100 %).

dan menurut BENGEK (Badan Evaluasi NGEurusi Kemampuan)setelah menganalisa dan menyimpulkan bahwasannya kemerdekaan ialah hak *lholholho.. rasa ketidakmampuan tersebut muncul karena kita belum pernah menghadapi atas sesuatu yang kita takutkan mampu atau tidaknya kita menjalaninya (ribet amat bahasanye).

saat pertama masuk SD (silahkan putar kembali ingatan anda) pasti ada rasa takut dalam diri anda ketika pertama menjejakkan kaki melewati gapura sekolahan tingkat dasar tersebut bukan? ketakutan yang dibarengi dengan pertanyaan-pertanyaan bernada galau, enak gak ya sekolah itu? ntar temanku asyik gak ya? bu gurunya cantik gak ya? (Untuk pertanyaan ke-3 kayaknya belum deh kalo masa SD) dan pelbagai pertanyaan lain yang berputar-putar dikepala anda.
perlahan pertanyaan dan pesimisme itu terjawab...ternyata anda mampu dan kapabilitas anda mumpuni menjalani hari-hari di Sekolah tingkat Dasar tesebut bukan? bahkan kita sudah lupa atas ketakutan-ketakutan tersebut. dan kemudian muncul lagi di saat jenjang SMP (Biasanya siih).

Contoh lain dah...
pernah mendapat tanggung jawab? entah untuk memikul suatu tugas berat seperti memimpin sebuah institusi atau kelompok gitu? atau yang ringan diserahi kepercayaan untuk jadi ketua kelompok dalam sebuah presentasi mata kuliah.
Ketika anda minim jam terbang, rasa minder akan menguasai anda (kecuali orang-orang atau individu yang memiliki jiwa tertantang lebih). dan seperti contoh sebelumnya, pertanyaan-pertanyaan bernada galau akan muncul, skenario tidak berubah.


Selalu dan sering muncul pertanyaan "Seperti apa ya?" "kayak apa ya?" "Bagaimana kalau nanti seperti ini?" ketika kita mempertanyakan kapabilitas kita. Wajar, itu wajar...sebab kita belum menjalani dan tau medan apa yang kita hadapi. kesemuanya kemudaian redam seiring bertambah lihainya kita menghadapi sesuatu yang ternyata kalau dikerjakan itu kita mampu-mampu saja, seiring bertambahnya kemampuan "membela diri" kita dalam mengemban apa yang kita genggam. tinggal bagaimana kita optimis dan mau belajar untuk mengatasinya.

Yang kini perlu anda tanamkan adalah, Tuhan tidak akan pernah memberikan ujian kepada anda diluar batas kemampuan yang anda miliki, untuk itu jadilah pribadi-pribadi yang optimis, yang selalu memulyakan segala sesuatu yang akan anda hadapi sebagai sebuah pelajaran untuk menjadi manusia progressive (ciaa...kayak mario teguh belum kata-kata ane?) hahhaa....

Salam kompakan
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Post a Comment