Gaul, Apakah Sudah Menjadi Sebuah Standarisasi?



" Kamu Gak Suka Party? aah...Gak Gaul baget sih!"
" Handphone mu Jadul banget, yang Gaul Doong!"
" Jiah...Lagu jaman kapan tu? Ketinggalan Jaman banget!"
" Apa? Naek Motor Butut? iiih....Enggak Banget!"
" Belajar??? ooh...mending Gue Dugem, Makasih deh tawaran kampungannya!"
" Gak Punya Facebook? hari genee....???"
" Tas Laptopmu itu warnanya kok gak matching banget sih"

Tentu Anda pernah mendengar kalimat, dengan nada & Semacam itu lah, yang intinya menjudge seseorang lawan bicaranya adalaha seseorang yang tidak GAUL, Kampungan, Ketinggalan Jaman dsb.

Dipelbagai bidang & Aspek kehidupan kini kalimat tersebut sering digunakan. Pergaulan hari², Dunia Pendidikan, Lifestye, Jejaringan sosial, iklan di media dan Hal-hal lain. Lambat laun dari kalimat tersebut lahir "Mindset" Bahwa Gaul adalah sebuah Standarisaisi mutu. Jadi Kalau Sudah dibilang Gaul, berarti Hebat, Tjiamik & Tiada tanding dan Banding.
Mindset ini kemudian secara tidak langsung berpengaruh ke ajang perlombaan penampilan (karna Gaul Banyak berhubungan dengan Penampilan & Gaya Hidup). Publik tanpa sadar diajak untuk berlomba untuk mengedepankan "Kegaulan". Apa Aja yang penting Gaul, ikut trend biar gak dibilang Ketinggalan jaman.

Parahnya lagi, kini virus tersebut masuk ke dunia pendidikan Indonesia. Bisa anda bayangkan sendiri bahayanya. Pelaku pendidikan yang datang bukan untuk menuntut ilmu namun datang untuk pamer "Gaul". itu kalau datang!! kalau malah lebih memilih tempat lain yang lebih gaul?
"Mending Gue Dugem dari pada kuliah" (oooh...God)

Cepat atau lambat, jika ini tidak dihindari, kualitas SDM Indonesia semakin berkurang. Cashing nya memang mengikuti zaman, namun bagaimana dengan isi kepalanya?! tentunya akan berimbas ke masa depan Negara ini bukan? (katanya generasi muda jaman sekarang adalah masa depan bangsa ini kan?)
Saya jadi Inget Potongan Lyric lagu"Loe toe ye" milik /Rif :

Loe tu gaya emang keren
Loe tu laga lo juga keren
Loe tu tampang lo keren, tapi Otak lo kagak lo pake

Mari kita bersama merubah Mindset yang ada, benar apa kata mas Tukul..."Don't Look The Book Just From The Cover". percuma bukan Sampul/cashing Buka nya mewah namun isinya sama sekali kosong? Lalu apa yang akan dibaca? Cover? (itu mah diliat bukan dibaca)

Let's Move Or Live with Stupid Movement!
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Post a Comment