4 Penunggang Kuda itu hadir, #MetallicaJKT





Saya yakin setiap penyaksi Metallica Jakarta, 25 Agustus 2013 kemarin memiliki kebanggaan tersendiri, bahkan perjuangan sendiri-sendiri untuk mimpi dan tentu menggapainya. Bukan bermaksud membandingkan, kesemuanya saya yakin berbuah sama, kepuasan "beribadah", Khusyuk dalam merapal kalimah-kalimah metal secara berjamaah. Sekali lagi bukan bermaksud membanding-bandingkan, karena saya yakin semua punya kebanggaan.


Blackrock Ent. bangga dan sukses mendatangkan Metallica ke Jakarta untuk kali kedua. Seringai bisa berbangga karena di percaya menjadi pembuka "Sang Master" bahkan berfoto bersama. Wenz Rawk (Wendi Putranto) pun bisa berbangga dengan 3 Ibadah runtutnya (#MetallicaKL, #MetallicaSG, #MetallicaJKT). Jaya Roxx pun saya yakin berbangga dapat menyaksikan "Sang Habib" pujaannya, Mabrur cRottfull Ibadahnya.

Saya? 
Punya koleksi Kaset, CD, DVD, T-Shirt, Pernak-pernik dan segala macam dengan tulisan Metallica? itu bukan saya, itu ketua AIFA -And Indonesia For All- Agung Sedayu (Sukmo Agung Sedayu, Semoga saya tidak salah menuliskan nama beliau). Saya? Punya akses dan berwenang memotret Metallica dari dekat, itu bukan saya. Itu Arditop, Pemilik galeri maya dengan jargon "Rock and Roll Photographer. You Rock The Stage I've Got the Prove". Saya? Punya band dengan kiblat Metal. Salah itu bukan saya. Sangat-sangat bukan saya. karena memang saya bukan musisi.

Namun begitu sayapun kiranya patut berbangga, dan jika di amini oleh Jamaah Metallica perkenankan saya melabel diri sebagai salah seorang penyaksi kedigdayaan "4 Penunggang Kuda" berjubah hitam dengan iringan musik Metal di dunia ini. Lebih berbangga lagi karena dapat menyaksikan "4 Penunggang Kuda" tersebut di Negara tercinta ini.  

Adalah kebahagiaan tak terperikan ketika malam itu, 24 Agustus 2013 Secarik kertas berwarna merah ada digenggaman saya -Untuk masuk GBK, saya dan seorang kawan harus berputar-putar hampir satu jam menemukan penukaran ticket-. Secara lebih simple, saya turut serta dalam kloter Jamaah Metallica Jakarta. Menginjakkan kaki di Gelora Bung Karno dari Samarinda malam itu sudah membuat merinding, Meski malam itu "4 Penunggang Kuda" masih "berkhotbah" memimpin jamaahnya di Singapura, meriakkan "Master...Masteeer" dan "Die...By My hand..." 

Langit sore itu tak sehitam bumi senayan, 25 Agustus 2013. Puluhan ribu -diberitakan 50.000- Jamaah Metallica menggunakan pakaian hitam, tumpah ruah memekatkan stadion kebanggaan Negara tercinta ini. begitu membahanakah panggilan "4 Penunggang Kuda" ini? dari berbagai penjuru datang memenuhi seruannya. Merinding kembali menyergap seketika, saat gerbang GBK terbuka. Sekelebat angin tiba-tiba menghembus, ini seperti di film saja. Ribuan manusia dengan "jubah" hitam mengangkat tangan, khas dengan 3 jari yang masyhur menantang langit untuk ikut larut dan patuh pada mereka.

Warming up di mulai ketika Raisa hadir. Apa pula yang dilakukan wanita anggun ini di hadapan jamaah metal? Namanya tak ada di set performer pembuka. Saya salah, suaranya menghipnotis seisi stadion ketika bait "Indonesia Raya" mengalun. Bangsa ini merdeka!! Lagu kebangsaannya mengalun. Semerdeka Jamaah malam itu, Puluhan ribu Individu Merdeka -Meminjam salah satu judul lagu Seringai sang pembuka Metallica Malam itu- Larut mengikuti Raisa bernyanyi.
Dia Benar-benar Hadir!!
Seorang di pelataran kuburan nampak di hadirkan melalui 3 layar terbentang. Lengkap dengan suara latar "The Ecstasy of God". Inikah jawaban dari mimpi itu? Mimpi yang di nadzar-kan untuk di tunai ketika sang "4 Penunggang Kuda" mendatangi Negara ini. Bulir air mata menetes, benar-benar menetes. Pada langit saya titipkan moment tersebut. biar sang langit yang menyimpannya rapi.



Sebuah Nadzar, Atau Mimpi yang terbayar?

Meminjam istilah Aray dalam novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata "Bermimpilah, Maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu"

Mungkin istilah tersebut yang kiranya cocok menggambarkan perjumpaan saya dengan perhelatan akbar Jamaah Metallica di Jakarta, 25 Agustus 2013. Umur saya dan Metallica jelas lebih tua Metallica, Sewaktu Album Black hadir dan di tancapkan di muka bumi, Saya belum masuk SD. Sebuah poster Metallica milik tetangga yang memperkenalkan saya dengan  "4 Penunggang Kuda" ---Seingat saya poster personil Metallica jaman album And Justice For All, lupa---- di poster itu terdapat tulisan besar Metallica dengan 4 wajah personilnya. Entah, mungkin karena saya masih kanak-kanak, saya beranggapan Kirk Hammet adalah orang Indonesia ketika melihat face-nya kala itu --Mungkin karena tai lalat yang ada di wajah beliau---. Parah banget pengidentikannya ya? Namanya juga anak-anak. Sejak saat itu Nama Metallica menancap di kepala.

Jaman MTV masih merajalela kala itu, Pertama menyaksikan Vclip Metallica adalah Vclip "Enter Sandman". Kala itu Vclip ini sering sekali mondar-mandir di Program MTV, dan di rumah tetangga itu pula saya sering "numpang" lihat, Karena akses parabola saya tak punya. Ketika menyaksikan Vclip tersebut, Ada rasa Kagum, Histeris, Wah dan ekspektasi lain. Entah, di umur yang sekecil itu saya sudah bisa mencerna musik keras.

Jaman MTs (Setingkat SMP) saya baru sedikit bisa memahami dan menemukan info mengenai Metallica, entah dari tabloid, kaset dan info dari kawan-kawan yang memang lebih dewasa dan punya banyak berita mengenai mereka. Dalam hati berkata "Andai memang Metallica datang ke Indonesia, Aku mau nonton mereka!!". Kata hati itu menancap, menjadi mimpi panjang. Sekaligus mimpi yang terlewatkan di tahun 1993. andaikata 1993 tahu pun saya nggak bakal bisa turut hadir dalam kloter jamaah metallica angakatan "lebak bulus". Saya masi anak ingusan yang baru lahir kemaren sore kala itu.


Nyata, Mimpi itu terjawab!!
 

"4 Penunggang Kuda" benar-benar hadir di depan mata, Nyata. Bukan lagi cover kaset atau gerakan dari video-video dokumenter "khutbah"nya di berbagai daerah dan antero jagad lain di luar nusantara. Suara raungan gitar itu, Sosok tegap di tengah dengan lafal lantang itu pun nyata. sekali lagi sangat amat nyata. 

18 Bab lafal-lafal dihadirkan pada puluhan ribu Jamaah Matellica malam itu. Dengan tatanan yang begitu megah, sangat megah. Ini kali pertama saya menatap "altar" Metal semegah malam itu di GBK. Seluruh Jamaah Metallica malam itu fana. Di tarik larut dalam bait-bait yang di balut distorsi-distorsi yang selama ini hanya di dengar melalui gulungan pita dan dunia maya. Menangis, Berteriak, Bahkan tertawa tak percaya di seret tali senar dan pukulan "4 Penunggang Kuda". Fana...Fana...dan Kemudian Menggila...Bahagia tak terkira. Apa yang berkecamuk di kepala seakan sirna. lepar bersama suara teriakan yang digemakan membumbung angkasa. Hutang, Rutinitas harian, Macet, Cicilan, Perjuangan menjual apa saja #DemiMetallica di bayar kontan malam itu. Tuntas Lunas Puas.
Hit the light, Master Of Puppets, Cyanide, Blackend,  Fight Fire With Fire dan "Dzikir-dzikir" lain malam itu benar-benar di rapal oleh puluhan ribu jamaah Metallica malam itu. Larut, Fana, Hanyut!! Menangis, Tertawa, Teriak, Serak...!!! Oyeaaah!!!

"Take a look to the sky just before you die...It is the last time you will"

Blaaaarrr...aaah manis sekali moment itu. 

Balon-balon hitam di tebar,  "Seek & Destroy" di gemakan, pertanda "Ibadah" akan usai. Kala Bendera Indonesia bertuliskan "Metallica, Solo Indonesia" di kibarkan "4 Penunggang Kuda" saya baru sadar, Suara ini telah habis...hanya bersisa serak, Namun tahukah kau rasanya? Manis  sekali di tengah tenggorokan dan memory kepala, dengan balutan Metal tentunya.
Patutkah saya turut berbangga menjadi bagiannya? Saya pastikan yeaaaah!!

Mengutip sms dari salah seorang kawan saya :
"Semoga Amal Metal kita diterima oleh Masternya, Sampai bertemu di majelis Metal Berikutnya, Semoga..."




Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 comments :