Seorang teman datang padaku, menceritakan hubungannya dengan tambatan hatinya yang kian hari dirasa semakin tak harmonis, tidak lagi terasa maa..k nyuss!
Panjang kali lebar kali tinggi ia menceritakan itu semua, bahkan hingga kesalahan-kesalahannya yang sering terlontar dari mulut mungil “denok gandholane ati” si pencerita tersebut. Diakuinya kesalahan itu, coba ia perbaiki & ternyata tetap saja keretakan hubungan mereka semakin menganga.
“susah ya ternyata mengerti isi hati dan kepala wanita” ungkapnya di akhir cerita.
Aku hanya tersenyum dan kemudian beranjak dari tempat dudukku, mencoba mencari sepotong kertas yang kutemukan dijalan tempo hari, di kertas yang warnanya sudah usang oleh debu jalanan itu tercantum sebuah anekdot yang isinya curahan hati Pria (hmm…ganti aja deh, biar lebih dewasa) Curahan hati Lelaki atas sikap Wanita. Lumayan panjang anekdot tersebut, dan berikut beberapa point yang tercantum didalamnya, mari dengan bacaan bismillahirrahmanirrahim kita baca point-point tersebut:
1.Tidak semua lelaki seperti Dedy Corbuzier atau Joe sandy. Jadi jangan harap Lelaki bias mengerti apa isi pikiran wanita disaat wanita tersebut bermanyun diri tanpa suara. Apa susahnya sih bilang “aku laper, aku pengen maem itu…aku pengen ina ini ita itu”
2.hari minggu itu waktunya istirahat setelah 6 hari bekerja, jadi jangan harap kami (kaum lelaki) mau menemani seharian jalan-jalan ke mall.
3.Berbelanja bukanlah salah satu bidang olahraga bagi kami, kaum lelaki. Belanja ya belanja, kalau sudah pas ya dibeli saja. Perbedaan antara took A dan B hanya 1000 perak. Jadi, nggak usah kekiking kota untuk cari yang paling murah, buang-buang bensin aja.
4.Menangis merupakan suatu pemerasan. Lebih baik kami mendengar suara petir, bom meledak, atau teriakan suara James Hetfield (voc. Metallica) dari pada tangisan wanita, yang membuat kami nggak bisa berbuat apa-apa.
5.Tanyakan apa yang kamu mau. Sindiran halus tidak akan dimengerti. Sindiran kasar taidak akan kami mengeti. Terang-teranngan menyindir, juga kami gak mengerti! Ngomong langsung kenapa?!
6.“Ya atau tidak, itu saja” itu adalah jawaban yang dapat diterima kami, kaum lelaki. Dari semua pertanyaan, it’s so simple.
7.Cerita ke kami kalau mau masalah kamu diselesaikan. Pengen dapet simpati doing sih. Cerita aja ke temen-temen sejenismu.
8.Semua yang kami, kaum lelaki katakana 6 bulan lalu nggak bisa dipertimbangkan dalam suatu argument, janji kami untuk menyebrangi lautan, meraih rembulan & menjelajah belantara hatimu adalah klise, jangan dianggap serius.
9.Kalau kalian piker kalian gendut, muengkin saja. Jangan tanyakan pada kami. Caermin lebih jujur dari kami, kaum lelaki.
10.Kalian boleh meminta kami untuk melakukan sesuatu atau menyuruh kami menyelesaikan dengan cara kamu, tapi jangan dua-duanya dong kalo kamu pikir kamu bisa lebih baik mengerjakannya, kenapa nggak kerjakan sendiri?.
11.Kalau bisa ngomong aja apa yang pengen kamu omongin pada saat iklan saja, Ingat, jangan sesekali ngomong apalagi saat tendangan penalti pertandingan sepak bola.
12.Kami bukan anak kecil lagi, jadi tak oerlu kalian mengingatkan “jangan lupa makan”, selamat tidut. Itu hanayalah pemborosan pulsa saja.
13.Kalo kami Tanya “ada apa dengan kamu?” & kemudian kalian menjawab dengan jawaban “tak ada apa-apa” tolong baca kembali No.1 “ tidak semua dari kami, kaum lelaki berprofesi Mentalis” Ngomong beib…Ngomong!
14.Jika kita berdua harus pergi ke suatu tempat, pakaian apapun yang pakai, pantes aja kok. Suer!. Jadi jangan ada alasan nggak mau pergi ke pesta hanya karena nggak ada baju.
15.Kami malas jika berdebat dengan menggunakan hati dan perasaan, kami menggunakan logika.
Itu tadi point-point anekdot yang saya temukan pada secaring kertas usang tempo hari. Pada setiap point, semacam terdapat 2 mata koin berbeda. Dimana mata koin pertama melambangkan sifat, sikap & prilaku LELAKI (kepada wanita) dan pada sisi mata koin yang lain melambangkan sifat, sikap dan prilaku WANITA.
& layaknya mata uang, kedua perlambangan tersebut tidak akan bertemu. Apa mungkin kita harus memisah sisi tengah antara kedua mata koin tersebut? Saya rasa tidak.
Pengertian, saya kira kecanderungan jawabannya kesana. Bagaimana agar kedua perlambangan (lelaki & wanita) dapat berinteraksi, berhubungan & berharmonisasi. Karna kita tahu LELAKI cenderung menggunakan LOGIKA. Dan WANITA menggunakan PERASAAN. Dan itu sidah merupakan sesusatu yang alamiah.
Harmonisasi yang dihasilkan akan begitu merdu terdengar, penahkah anda mendengar kolaborasi musik antara dua genre berbeda? Bagaimana, tentunya kolabaorasi itu akan sangat disayangkan jika tidak didengarkan, sesuatu yang sangat mahal harganya. Karna bedanya latar belakang (genre) itu salah satu alasannya. Namun bukan berarti Harmony yang dihasilkan tidak lantas Fals dan Sumbang untuk didengar. Catatannya, “PENGERTIAN”, pengertian antara sang kolaborator (bener gak ya istilahnya?) dimana dia harus menempatkan nada, rendah tingginya suara dan intstrumen. Kini, Bagaimana dengan anda yang menjadi sang kolaborator dalam hubungan anda. Bagaimana cara anda mengkolaborasikan perbedaan sifat alamiah anda bersama pasangan anda. Sehinggga menghasilkan harmonisasi yang yahud & merdu pastinya.
“Lalu bagaimana dengan temanmu yang curhat tadi Jo”
(mungkin anda bertanya-tanya tentang ending dari Reality Prolog saya tersebut, hmm...teman saya itu sampai sekarang masih hidup. Hahahahha......
Intinya kan point-point tersebut)
SALAM JEMPOL KECEPIT UNTUK PASANGAN ANDA
Bejo Kampungan
0 comments :
Post a Comment