Penghujung April 2012, Saat Melintas sebuah jalan Protokol Kota kelahiran saya Samarinda, Mata ini tertuju pada sebuah baliho besar Berlatar belakang Merah. Terperangah saya membacanya. Maklum saja semenjak balik dari "hijrah study" dari Malang ke Kota kelahiran saya ini, rasa-rasanya konser adalah sebuah hiburan yang sangat minim. mungkin ini juga dialami kota-kota lain diluar jawa. saya bisa memaklumi hal itu.180 derajat dengan kota yang sebelumnya saya tempati, yang rasanya tak lama menunggu jeda untuk menatap stages concert.
Keterperangahan saya adalah kali ini kota Tepian akan kedatangan 2 Jawara Rock negeri ini, Log Zhelebour Sebagai Promotor kawakan turut menyertakan Samarinda menjadi kota tujuan Promo Album Terbaru Jamrud Energi + Dari Bumi dan Langit. dan Opening Act, kali ini adalah jatah bagi EdanE. That's Sounds Rock! Ini yang menjadi muara ketercengangan saya!! Saya akan hadir, untuk EdanE dan rela menjadi Edan.

20.30 WITA Tepat, Mc mengajak seluruh penonton yang memadati GOR Segiri meneriakkan nama EdanE. Panggung gelap, terlihat beberapa sosok bayangan melintas diatas panggung. daaan....Best Of Me dari Album terbaru bertajuk "Edan" digeber. Serempak seisi Lapangan parkir melompat, its time to Head bang!!
Hampir tanpa jeda, Ervin Nanzabakri, (Eks Aksara Band: Bandung) meneriakkan "Living Dead" dengan suara growlnya. Lantang bersaut dengan tarikan Intro Eet di sudut Kanan Panggung yang merangsak ke tengah dengan langkah Duck Style ala Angus young. Head Bang berlanjut...Part Melodi lagu ini lah yang saya tunggu, saya begitu terkesima ketika melihat Part ini di Official Clip sesaat setelah dilepasnya album yang memuat lagu ini. Jari Eet dan Hendra Zamzami berlari-lari menyetubuhi fret gitarnya masing-masing...satu kata Jantan!!
Ervin baru menyapa para Hail EdanE Borneo, Tak lupa Eet yang masih punya ikatan dengan kota ini menyapa sambil mengucapkan beberapa kosakata lama pada masa kecilnya. Eet yang bernama asli Zahedi Riza Sjahranie tampak begitu bahagia dapat menginjakkan kami kembali di Samarinda, Ayahnya A. Wahab Sjaharanie pernah menjabat sebagai Gubernur Profinsi Kalimantan Timur diera 70an, Ketika Eet masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Sebagai hadiah untuk masyarakat dan tentunya Hail Edane Samarinda Eet memainkan solo gitar khas Dayak "Lamin Of Peace" , yang juga masuk dalam Playlist Album terbaru Edan
Berutut turut Repertoar wajib EdanE digeber Zep 170 Volt, Pancaroba, Rock In 82, Ikuti, dimainkan tanpa sedikitpun menurunkan Tempo keEdanEan-nya. Eet yang berlari-lari sepanjang konser, Disudut kiri Hendra Zamzami Khusyuk mendampingi larinya melodi Eet. Daeng Oktav yang bertingkah ala Robert Trujillo tetap menjaga tempo dengan cabikan Bass-nya. dan tentu saja diposisi paling belakang Fajar Satritama --dengan kacamata hitam,khas--- dan seperangakat Drumset Tama begitu gagah dan jantan mengisi part-part cadas dengan double pedal dan kematangan pukulannya.
Bagi saya, inilah pelepas dahaga dari sekian banyak rutinitas kantor yang mengikat. EdanE menawarkan sebuah keedanan bagi penikmatnya malam ini, dan saya adalah salah satu penghirupnya. Sering saya bertanya pada kawan-kawan disini, mengapa jarang sekali ada konser "cadas" digeber di kota Borneo? Mayoritas kawan saya memiliki jawaban hampir seragam, Pertama Kurang peminat karena terdengar "tak umum" Kedua Alasan keamanan, Untuk kedua alasan ini saya tak menemukannya dalam Konser malam ini. Saya yakin penikmat musik dikota-kota lain diluar jawa juga merasakan hal yang sama seperti saya. Kesempatan-kesempatan seperti ini sangat mahal. sangat sayang jika dilewatkan. Dulu ketika masih study dimalang, beberapa kali saya melewatkan beberapa konser musik, namun rasanya tak sebegitu kecewa. Alasan saya Malang pasti akan didatangi lagi esok hari. mengingat animo para penikmat musik "Singo Edan" yang sangat besar dan Respect terhadap musik dan pranatanya, termasuk konser didalamnya.
Harapan kecil bagi saya, seorang penikmat musik dan konser. Suasana kondusive, aman dan terkendali pada malam ini bisa menjadi barometer dan (paling tidak) pertimbangan bagi promotor atau band (Rock Khususnya) untuk kembali menyambangi kota Borneo.

Badan yang basah kuyup oleh keringat dan air Blanwir terbayar lunas malam itu, Seorang tetangga yang melihat saya pulang dalam keadaan basah kuyup bertanya "Edan, dari mana kamu? Ga ada hujan pulang basah kuyup?" Saya hanya nyengir sambil mengacungkan salam metal.
0 comments :
Post a Comment