Foto diperankan pemilik blog gagagaaa....


Pernah kebayang dalam pikiranmu gimana ribetnya bikin batako? hahaha...
Hidup udah ruwet, ngapain mikir gituan, yak gak? mikir SBY? Mikir Kontestan idola di X-Factor yang masuk bottom two? ato mikir skripsi yang ga kelar-kelar? ya itu prioriti kali, lebih prioriti dari nyetak batako mihihih..

Baiklah, dari pada kamu mikirin, biar saya aja yang makilin. ga cuma mikir, tapi udah praktek. Bikin batako itu melelahkan sodara-sodari sebangsa tanah dan sebangsa air sekalian. Okelah sekarang banyak pengembang perumahan dimana-mana. ngapain nyetak batako jo? atao beli juga ga repot-repot amat, biar bang amat si pembuat batako yang repot.

yah, itulah dunia kita sekarang. Instan, cepet dan serba cling!! mau tak mau pola pikir kita pun juga terikut arus. gak heran kenapa banyak orang merasa waktu itu begitu cepat. kamu ngerasain ga? halah pake nggak ngaku segala, keliatan dari tatap matamu yang menatap layar dengan tatapan penuh nafsu itu muahaha...
balik ke pola pikir, ya di era lima ribu, eh era serba instan sekarang ini segala hal itu di butuhkan dan diakses dengan melampaui waktu dan jarak. Silahkan anda lihat keseharian anda, udah pernah mesen sayur via smartphone? belum tahu malah? ya elah, kaya bejo aja kampungan hahaha...
Secara efisiensi waktu hal itu sangat membantu, waktu yang seharusnya panjang dapat di potong dengan kecanggihan-kecanggihan yang ada pada kekinian.

Namun...*nganu suara beksong nya agak di-scream-in mas* hahaha...
Dalam beberapa hal, ada entitas yang hilang. kita seperti di uber-uber waktu, padahal tidak. segalanya di butuhkan, diinginkan untuk ada begitu cepat, dengan tujuan mempersingkat waktu. namun waktu sisa dari pemersingkatan itu nyatanya masih banyak yang tidak termanfaatkan dengan proporsional oleh kita. 

Selain itu, esensi rasa mulai diabaikan oleh kita. Rasa-rasa itu telah di kuasai pasar. pasar menciptakan rasa-rasa baru untuk mempengaruhi kita. pernah makan jenang? makanan khas jawa yang kalo ngudek bisa 2 hari 2 malam. kini saat hari lebaran, makanan itu sangat jarang di temui, di tempat kelahirannya tanah jawa sekalipun. jenang telah diwakilkan oleh kue-kue yang dapat dibeli di berbagai macam tempat, habis beli lagi habis beli lagi. sekian. dimana rasa yang begitu mendalam itu? 

Saya kok jadi kepikiran rumah-rumah yang di sita KPK itu ya? apa yang punya rumah itu dulu ga pernah membayangkan gimana pak tukang masang pancang? atau tukang bata atau batakonya berpeluh keringat? sehingga keberkahan rumah itu sirna, rumah terlihat megah di luar namun sepi didalam.


Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Post a Comment