Sebuah Nomor baru memanggil, Semenjak ganti Ponsel banyak sekali kontak yang tak terbaca di handphone-ku. Mungkin tertinggal di Handphone lama. Setelah ku angkat dan mengucapkan salam, serta menanyakan nama ternyata salah seorang kawan jaman kuliah dulu. Kami saling bertukar kabar, menanyakan perihal kehidupan masing-masing pasca tak pernah bersua dan bertatap muka secara langsung semenjak 2010 an kalau tak salah.
Sebenarnya kami tidak benar-benar lost kontak. di jejaringan kami berteman. Masih sering terlihat aktivitasnya di beranda, atau di group yang dibuat untuk mengumpulkan kawan-kawan kuliah. mungkin tak pernah ada intraksi diatara kami. atau kami berdua -sedang- atau agak (pura-pura) sibuk dengan aktivitas jejaringan dan kawan lain, sehingga tak bertegur ketika sama-sama melintas di lini pertemanan maya.
Saya kok jadi tertawa sendiri setelah menerima telpon itu. Iya ya, Saya dan kawan ini sering bertemu sebenarnya di dunia maya, hanya tanpa interaksi. membisu dengan aktivitas diri sendiri. Beberapa waktu lalu mungkin dunia maya dapat mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, kini kok agak bergeser lagi mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat dan menjauhkan yang jauh walau kadang-kadang bertemu di "beranda" dan dekat. Halah, kok saya jadi mbuat-mbuat istilah yang ribet gini.
Namun, kira-kira itu gambaran saya dan seorang kawan tadi, apa kalian juga mengalami? atau -semoga- berbeda dan penuh cerita dan sapa, sehingga fungsi dari jejaring sosial memang benar-benar menjaring hubungan dalam tali-temali silaturahmi.
Belakangan, Situs-situs jejaring sosial kian marak saja, selain yang telah masyhur macam facebook dan twitter, kini muncul aplikasi-aplikasi silaturahmi seperti 4square, Path, Whatsapp, Line, Wechat dsb. yang intinya tidak jauh sama, social networking.
Menengok sejarah lampau, untuk menghubungi kawan atau saudara jauh kita menggunakan surat. masih ingat "sahabat pena"? atau "Kartu Lebaran" dari sanak saudara? Lebih lampau lagi, Jaman kerajaan Surat malah diantar dengan berkuda atau merpati. Kesemuanya dilakukan untuk menjalin sapa antara kita dan sesama bukan?
Lambat laun teknologi dan pemikiran manusia makin berkembang, sehingga jarak (sebenarnya) menjadi hal yang tak patut untuk digalaukan. Telephon, Pager, Telegram, email bermunculan menggantikan alat menyapa kuno yang telah ada. semakin hari pun semakin lebih dekat saja jarak itu. Dimana kita dapat melihat foto atau video lawan interaksi kita.Penghadir aplikasi berlomba-lomba menciptakan sesuatu yang baru dalam teknik menyapa. Jempol sebagai icon like, atau emot-emot lucu, di hadirkan guna menambah hangat cara menyapa.
Saking banyaknya aplikasi yang hadir, kadang kita malah direpotkan sendiri oleh aplikasi-aplikasi tersebut. entah repot karena notivity-nya atau repot karena bingung memilih emot yang akan dikirim, saya juga tak tahu. Bahkan yang terjadi malah kita jarang saling sapa. Silahkan tengok ke smartphone anda, 1 kontak saya yakin akan memiliki beberapa akses untuk menyapa bukan? BBM, Whatsapp, Line, Twitter, Facebook, 4square, path, Instagram, yahoo, Sms, Telepon dan saya kira tak perlu disebut semua ya. "pintu-pintu" akses tersebut dapat kita gunakan untuk sekedar mengatakan "Hai".
Saking banyaknya, kok saya sering lupa untuk menyapa, bagaimana dengan anda? sudah mengatakan "Hai" melalui salah satu pintu akses itu? Teman saya sudah, dia barusan menelpon saya :-)
0 comments :
Post a Comment