Aaaaarrrrggh |
"Ihh...Marah, Batal lho Puasanya..."
Pemicu marah kapan saja bisa hadir, tiba-tiba saja pelatuknya tertarik dan melesatlah emosi. baik yang keluar dari selongsong mulut, maupun dari laras prilaku. Bisa saja sedetik lalu kita tersenyum, namun sedetik kemudian wajah memerah dan tangan mengepal.
Macam-macam sebenarnya ekspresi marah, sama seperti dengan definisinya :
Secara bahasa pengertian marah seperti di tulis dalam kitab "Aafaatun Alath-thariq" karya sayyid muhammad nuh ( 1993 ) marah dapat diartikan sebagai berikut:
- Marah berarti tidak rela terhadap sesuatu dan iri dari sesuatu. “ hilaba ‘alaihi ghadaban wamagdhabatan”.
- Menggigit sesuatu. “Ghodibat al-khailu ‘alal lujami” yang artinya kuda menggigit besi kendali.
- Memberengut, “naqatun ghadub, imra’atun ghadub”. Artinya unta itu membrengut, wanita itu muram
- Bengkak di sekitar sesuatu. “ ghadibat ‘ainuhu waghudibat”. Artinya bengkak disekitar mata.
- Kemurungan dalam hal pergaulan dan perilaku. ‘Hadza ghudhabi”. Artinya murung dalam pegaulan dan perilakunya.
- Penghalang yang terbuat dari kulit unta, yang biasa dipakai untuk berperang, “Al-ghadabah”.
Menurut istilah, marah adalah perubahab internal atau emosional yang
menimbulkan penyerangan dan penyiksaan guna mengobati apa yang ada di
dalam hati. Peubahan yang keras di sebut “ al Ghazali” sebaai kemarahan
yang hebat.
Marah merupakan kekuatan setan yang disimpa oleh Allah swt didalam
diri manusia. Al Ghazali mengatakan adanya marah didalam
didirinya manusia untuk menjaga dari kerusakan dan untuk
menolak kehancuran.
Al-jurjani (2001) menjelaskan marah adalah perbuatan yang terjadi
pada waktu mendidihnyadarah didalam hati untuk memperoleh kepuasan apa
yang terdapat didalam dada. Sedangkan Imam nawawi mendefinisikan marah
dari perspektif ilmu tassawuf, sebagai tekanan nafsu dari hati yang
menalirkan darahpada bagian wajahyang menimbulkan kebencian pada diri
seseorang.
Dalam pandangan ilmu psokologi manusia adalah makhluk yang mempunyai
emosi seperti di jelaskan oleh william james (gie 1999) emosi adalah
keadaan jiwa yang menampakan diri dengan sesuatu perubahan yang jelas
pada tubuh (the state of mind that manifest it self by a perceptible
change in the body).
Emosi manusia dapat dibedakan dalam dua macam: pertama emosi yang halus, misalnya kasih sayang, kedua emosi yang kasar seperti marah , ini akan menghambat dalam mencapai kesuksesan.
Charles rycroft (1979) memberikan definisi marah sebagai suatu reaksi
emosional kuat yang didatangkan oleh ancaman, campur tangan, serangan
kata-kata, penyerangan jelas, atau frustasi dan dicirikan dengan reaksi
gawat dari sistem syaraf yang bebas dengan balasa-balasan serangan atau
tersembunyi.
Chaplin (1998) dalam dictionary of psychology, bahwa marah adalah
reaksi emosional akut yang timbul karena sejumlah situasi yang
merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriyah, pengekangan diri, serangan
lisan, kekecewaan, atau frustasi dan dicirikan kuat oleh reaksi pada
sistem otomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpatetik, dan
secara emplisit disebabkan oleh reaksi seragam, baik baik yang bersifat
somatis atau jasmaniyah maupun yang verbal atau lisan.
Davidoff (1991) mendefinisikan marah sebagai suatu
emosi yang mempunyai ciri aktivitas sistem sistem syaraf simpatik yang
tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat disebabkan adanya
kesalahan. Stuart dan sundeen (1987) memberikan pengertianmengenai
marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.
Maxwell maltz (1977) marah adalah frustasi, suatu jenis frustasi yang
meledak dimana seseorang mengubah suatu perasaan terluka yang fasif
menjadi menjadi suatu tindakan penghancur disengaja yang aktif.
Erat sekali hal ini dengan perasaan, dan tentu akan sulit jika di hubungakan dengan logika. maka tak jarang orang marah sangat out of logic. Orang yang mampu memanage marahnya adalah orang dengan ketenangan tinggi, dimana ia mampu memposisikan diri, meredam bara merah yang sengan naik menyala. Bagaimana mempelajari itu?
Islam memperkenalkan sebah pendekatan melalui salah satu dari sekian ubudiyyah nya, Puasa. Kegiatan yang menekankan atas peredaman hawa nafsu ini memberi pelajaran bagaimana meredam marah. dimana ada sebuah alasan untuk menahan marah. konsekuensinya puasa akan berkurang kadar barakahnya ketika menjalaninya turut di susupi marah.
Menarik sekali sebenarnya jika dikaji lebih dalam.dimana secara otomatis marah dapat ditekan secara mendadak ketika puasa. lain halnya ketika marah dalam keadaan tidak puasa, dimana peredam tersebut tidak ada, dan hal yang selanjutnya terjadi adalah lepasnya kemarahan ke pelbagai sasaran.
Peredam marah yang ampuh secara otomatis dan terorganisir mampu mengubah bara marah untuk redup. semoga puasa kali ini banyak memberikan kita pelajaran, termasuk dalam rangka meredam marah, aamin.
0 comments :
Post a Comment