Salam Kompakan Epribadi yang tua yang bahagia, yang muda yang berkarya huehue....

Pernahkah anda dimarahi bos/atasan anda kawan-kawin dan teman-teminku? atau mungkin jabatan anda adalah seorang bos? yang "menindihi" (baca:memarahi) bawahannya?
dalam dunia kerja kedua peran diatas hampir pasti ditemui, dan skenarionya pun tak jauh berbeda bukan? ada saja bos/atasan yang memarahi bawahannya.

Adalah hal yang wajar ketika seorang atasan memarahi bawahannya, setuju? jika tidak setuju silahkan layangkan surat anda kepada atasan anda hehehe...itu adalah hak absolut bin mutlak yang dimiliki setiap atasan, sampai-sampai (kadang)ada atasan yang selalu marah-marah karena hak absolut bin mutlak tadi mengarakter dalam dirinya heheh...

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Atasan itu marah, menurut BPKI (Badan Penyurvey Kemarahan Ilegal) ada Faktor :

1. Demi menjaga kharisma sebagai seorang bos
Tanpa kharisma, seorang bos akan dianggap sepele dan tak berwujud didepan anak buahnya, dengan marah bawahan akan memiliki rasa segan, takut dan pastinya menaruh hormat pada atasannya, tentu saja marah yang positif dalam hal ini

2. Profesionalisme kerja
Atasan dan Bawahan (bukan pakaian lho) adalah sebuah team. atasan adalah seorang koordinator terhadap pekerjaan yang dikerjakan, tanggung jawab utama ada pada pundaknya, kalo gak percaya besok priksa aja pundak bos-bos kalian hahah...
nah, demi hasil kerja yang maksimal bos atau atasan akan memberi kritik (yang sering disebut marah oleh bawahan) jika pekerjaan si bawahan kurang mendekati target (jauh dari yang diharapkan). sekaligus memberikan pelajaran kepada bawahannya bagaimana mengerjakannya agar hasil yang diharapkan sesuai.

3. GBHK
Bos Marah pada bawahan adalah GBHK (Garis Besar Haluan Kerja) alias udah dari sananya. mutlak, absolut dan tak tergugat (kecuali dengan demontrasi besar-besaran ahahah...).

jadi apakah anda tetap tidak terima dengan Hak absolut itu? jika iya ada beberapa solusi yang ditawarkan. menurut BUSER, Badan Urusan Solusi Ter ter ter... solusinya adalah sebagai berikut :

1. Ubah persepsi, asumsi dan definisi
Mulai besok, ubahlah Persepsi, asumsi dan definisi anda tentang marahnya atasan anda pada anda, anggaplah kata "marah" itu adalah saran, kritik membangun atau bahkan pujian yang menyidir. sehingga ketika bos anda marah anda tak perlu repot menutup telinga mendengar semprotannya.

2. Jadilah Bos
Jika tak ingin dimarahi atasan, jadilah atasan (titik). Sudah jelas tanpa pertanyaan bukan?

Lalu bagaimana dengan bos atau atasan yang keterlaluan? yang sukanya marah-marah tiada jeda dan ujung, yang jika marah amat sangat menyembur huruf dan katanya ke wajah kita?
Jawabannya adalah SABAR (^_~)

Hadiahkanlah dirimu pada pekerjaan yang kau kerjakan, apapun resikonya !!

Salam
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Post a Comment