Belum lama kita mendengar tergulingnya rezim husni mubaraq di Mesir. Pun Negara-negara lain di Jazirah Arab yang melakukan hal serupa terhadap pemimpinnya, gelombang-gelombang demonstrasi yang mengalir menuntut sebuah perubahan. Perubahan yang dimulai dari kepemimpinan.

Dan diluar negeri Arab, dinegara kita kini lagi gencar-gencarnya aksi protes terhadap Organisasi sepak bola negeri ini, tak lain dan tak bukan PSSI.
Massa dari berbagai perwakilan daerah yang notabene memiliki club sepak bola, datang berduyun-duyun ke ibu kota. Pun di PSSI daerah tak luput dari sasaran demonstrasi yang menginginkan perubahan pada kepemimpinan ditubuh organisasi bola sepak itu (kebalik dikit)

Ketika muncul aksi protes terhadap sebuah kepemimpinan, pasti ada sesuatu yang diprotes. Entah itu kinerja kepemimpinan, pemimpin yang terlalu lama berkuasa, kelakuan pemimpin yang dianggap tak layak atau hal-hal lain yang dianggap suatu arah mlenceng yang harus diluruskan.

Namun, syndrome akut yang belakangan sering terjadi adalah pemimpin yang tak mau diganti. syndrome itu menyerang banyak pemimpin dimana-mana. baik kepemimpinan dalam lingkup besar maupun kecil. semacam ada sebuah kebanggaan tersendiri ketika menjadi pemimpin. entah kepempimpinannya benar atau salah. pokoknya mimpin terus. jika syndrome ini terus dipupuk dan ditularkan kesetiap pemimpin, apa yang terjadi pada jamaah nya? apa yang terjadi pada instansi atau organisasi yang dipimpin? itu kalau organisasi, kalau negara?

Syndrome ini disinyalir juga memutus urat malu bagi pemimpin yang menderitanya. bagaimana tidak? begitu banyak gelombang protes yang datang tak membuatnya gentar untuk terus mempertahankan tahtanya. Esensi seorang pemimpin yang harusnya memberikan panutan bagi pengikut atau anggotanya telah luntur, bahkan berganti warna.

Jika alasan gaji besar yang menjadi alasan tak mau mundurnya seorang pemimpin sangatlah individualistis namanya, tentu tidak sesuai dengan Janji dan sumpah ketika dilantik bukan? dimana kepentingan kelompok, golongan dan apapun istilahnya menjadi prioritas diatas kepentingan pribadi.

Ingatlah, Seorang pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya kelak.
Bukan hanya LPJ saat kerja, LPJ Akhirat pun juga ada.

Salam
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Post a Comment